“Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar). Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang
yang mempersekutukan (Allah)”. (QS.Ar-Ruum(30) :41-42).
PERANG, sebenarnya banyak negara tak ikut berperang atau tak berkepentingan akibat krisis dunia sekarang, namun ada beberapa yang “mensponsori”. Lalu siapkah semua negara dan masyarakat dunia menghadapi ledakan-ledakan senjata kimia, senjata biologi bahkan senjata nuklir dan bahaya radiasinya yang dapat mengancam kehidupan planet Bumi untuk belasan atau puluhan tahun kedepan??
Bisa jadi, agar terhindar dari radiasi nuklir, manusia akan
kembali masuk ke bunker-bunker dan goa-goa di bawah tanah selama belasan tahun
lamanya bahkan bisa jadi lebih untuk menunggu agar radiasi dipermukaan Bumi
menurun.
Jika dipaksa maka manusia akan mati terkena radiasi, minimal
akan sakit atau akan memiliki keturunan yang cacat. Dan peradaban manusia akan
kembali mundur, tanpa listrik dan peralatan modern selama bertahun-tahun.
Walau manusia sudah BEROTAK CEMERLANG, namun situasi,
kondisi dan keadaannya tak lagi menunjang 100% dalam kemajuan peradaban modern
seperti sekarang, persis seperti manusia purba, atau berada di dalam tanah.
Adapun balasannya di dunia adalah tergantung Sang Khalik.
Bisa segera diberikan bisa ditangguhkan bisa juga di TOTAL di akhir nanti. itu
sebabnya seringkali kita menyaksikan orang kafir yang menjalankan tanggung
jawabnya dengan baik, tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan dan dirinya
sendiri namun mereka tetap aman dari segala penyakit dan kesusahan. Ini adalah
hak yang pantas mereka terima berkat sifat Ar-Rahman-Nya.
Namun bisa jadi ini adalah Istidraj, yaitu cobaan kesehatan,
kesenangan, kekayaan dan kemegahan dari-Nya. Bagi orang-orang tertentu cobaan
dalam bentuk ini terasa lebih berat daripada cobaan yang sifatnya kesusahan dan
kesengsarahan. Biasanya mereka tidak menyadari bahaya penyakit ini. Sebaliknya
mereka merasa telah berbuat baik dan benar. Padahal sebenarnya mereka tengah
menuju lembah nestapa yang benar-benar hina.
“Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan.” (QS. Al-Baqarah (2):11)
Orang-orang seperti ini pada umumnya merasa bahwa akal
adalah diatas segalanya. Ilmu yang mereka miliki dianggap sudah lebih dari
cukup. Padahal manusia adalah mahluk yang sangat terbatas ilmunya. Mereka hanya
mampu melihat hal-hal yang nyata saja. Tidak yang ghaib. Karena untuk melihat
yang ghaib diperlukan ilmu yang lain. Yaitu KEIMANAN. Hanya melalui Al-Quranul
Karim dibantu dengan contoh Rasulullah SAW sajalah kita bakal mampu melihat
yang ghaib ini.
“Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi;
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya) dan
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”. (QS.Al-Araf(7):158).
Dewasa ini dapat kita lihat secara kasat mata bahwa
kerusakan telah terjadi dimana-mana dan dengan begitu parahnya pula. Kerusakan
lingkungan, kerusakan moral, kekafiran serta kemunafikan makin meraja-lela.
Ajaran Islam terpecah-pecah, umat terkotak-kotak dan terbelah. Persaudaraan
Islampun hancur.
Sementara perbuatan homoseksual yang jelas-jelas melanggar fitrah
menjamur dimana-mana. Bahkan dengan dalih kebebasan berpendapat dan demokrasi
sejumlah Negara dengan SEMBRONO berani merestui pernikahan SESAMA JENIS ini.
Astagfirullah.. Tampaknya mereka tidak mampu mengambil hikmah kejadian yang
terjadi berabad-abad lalu.
“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnnya:
“Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum
pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu”. Apakah
sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan
kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya
mengatakan: “Datangkanlah kepada kami Azab Allah, jika kamu termasuk
orang-orang yang benar”. Lalu Luth berdo’a: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan
menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu”. (QS.Al-Ankabuut)(29): 28-30).
Dari Abi Sa’id Al-Khudlari-radliallahu’anhu- dia berkata:
Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa diantara kamu yang melihat
kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu
maka dengan lidahnya, jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah (dengan
hati) selemah-lemah iman” (HR.Muslim).
Rawatlah bumi dan segala isinya yang diberikan Allah untuk
tugas kita sebagai khalifah-Nya.
Wallahu’alam bishawwab.
Komentar
Posting Komentar