Langsung ke konten utama

Waktu




Hari kedua masuk kampus pasca libur lebaran
Seperti biasanya, aku datang lebih awal
Saat sampai ke pintu gerbang menuju bangunan-bangunan kelas
Belum ada satupun teman kelasku yang datang
Hanya ada beberapa teman dari kelas lain, Alfonsius & Tina
Mereka berdua kelihatan asyik bercanda di dalam kelas
Dan aku merasa ragu menyapa mereka
Ah, entahlah..
Aku langsung pergi menuju kelas
Sesampainya disana, terasa begitu sunyi

Lama menunggu kedatangan teman-temanku
Dikelas yang begitu sunyi membuatku tak betah di dalam
aku segera ke perpus
Saat tiba disana, perasaanku langsung saja menolak untuk masuk membaca
Lagi-lagi aku keluar masuk mondar-mandir di halaman kampus
Tiba beberapa saat akan menuju ke kelas lagi
Aku bertemu salah seorang kakak tingkat jurusan yang sama,
kak Maya namanya
sambil bersalaman, kita berdua asyik mengobrol
Tidak seperti hari-hari biasa, kali ini ekspresinya cukup gugup
Tapi dia berusaha menyembunyikan hal tersebut
Dan hanya ada senyum lebar diwajahnya,
membuatku semangat kembali tak kesepian

Tiba-tiba saja dia menoleh ke depan sambil berkata,
“Ah, mereka dah pakai baju putih-putih dik. Hufft.. menggugupkan”
Akupun segera menoleh ke arah depan siapa yang ia maksud
Ternyata, yang ia maksud adalah pak Arsad dan bu Fina. Mereka berdua mengenakan baju putih-putih dengan langkah kaki yang nampaknya terburu-buru hendak masuk ke ruang rektorat itu.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hmm, sebentar lagi kita akan UAP dik, “ungkapnya”
Aku yang mendengarnya cukup kaget
...
Semangat kak, semoga UAPnya lancar. “ungkapku”
Dia hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum.
Saat itu obrolan kitapun berlalu

Langkah kakiku bergerak lagi
Tiap-tiap lantai putih yang terus kutelusuri
Saat melewati kelas demi kelas
hingga tangga demi tangga
Akupun tersadar, pelajaran yang kudapatkan hari ini sangat berarti
meskipun singkat pertemuanku dengan kak Maya
tapi saat itulah aku sadar,
sadar bahwa waktu adalah hal paling berharga
yang terkadang dianggap paling tidak berharga
Waktu memiliki banyak persediaan hari
Tapi persediaan waktu yang diberikan kepada kita tidaklah banyak
Waktu tidak akan menunggu kita
entah suka ataupun tidak, waktu akan terus berjalan
hanya orang-orang berpikir yang menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-‘Asr :1-3) 

ya, itulah pelajaran dari waktu, waktu hidup yang kita gunakan.

Sudah bijakkah ?? 


Poltekkes Kemenkes Ternate
23 Juli 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Role Play Konflik Antar Sesama Perawat

Contoh Kasus           :             Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Hj.Chasan Boesoeri Ternate, Di Ruang Perawat Internal Wanita ada dua orang Perawat yang berdinas pada shift siang dari pukul 14.00-22.00 WIT,  yaitu perawat Risno Dan Perawat Siska.             Karena waktu telah menunjukan pukul 22.00 WIT, dan merasa tanggung jawab mereka berduapun telah selesai mereka bersiap-siap untuk pulang dan Istirahat. Perawat Risno           : Apa kita bisa pulang sekarang ?? Perawat shift malam belum datang untuk menggantikan kita. (Perawat Risno bertanya pada perawat Siska) Perawat Siska          : Sudah kita pulang saja, Perawat Taufan dan Perawat Iswanto kan selalu begitu. Tidak pernah mau tepat waktu dalam melaksanakan Tugas. Kita selalu saja sabar, tapi kalau tiap hari begini terus kita kan yang susah. Perawat Risno berpikir sebentar…. Perawat Risno           : Iah, betul juga, kalau begitu kita langsung beristirahat saja. Tapi apa kepala ruangan tidak memarahi kita b

Kisah Sang Guru Agama dan Kakatua

Ada seorang guru agama yang mengajarkan Aqidah kepada murid-muridnya Dia mengajarkan “Laa ilaaha illallah” dan menjelaskan maknanya Mendidik dengan keteladanan Rasulullah Shallallahu’ alaihi wa Sallam Berusaha menanamkannya ke dalam jiwa murid-muridnya Sang guru juga senang memelihara burung dan kucing Seorang murid menghadiahkannya seekor burung kakatua Sang guru sangat senang dengan kakatua-nya Bahkan sering membawanya pada saat mengajar di kelas tauhid Sehingga kakatua itu ikut pula belajar mengucapkan kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah” Burung kakatua itupun akhirnya bisa mengucapkan “Laa ilaaha illallah” Saking terbiasanya, hingga sering mengucapkan lafadz tersebut siang dan malam Suatu ketika murid-murid mendapati sang guru tengah menangis Ketika ditanya beliau menjelaskan dengan terbata-bata Kucing telah menerkam burung kakatua itu dan membunuhnya Merekapun bertanya dengan heran: Karena inikah engkau menangis?? Kalau guru mengi

Tulisan Tanpa Arti

INI BUKAN PUISI INI BUKAN GURINDAM INI BUKAN PANTUN INI BUKAN CERPEN INI BUKAN HIKAYAT INI BUKAN APA YANG SEDANG KAU PIKIRKAN INI ADALAH TULISANKU TANPA ARTI ATAU MAKSUD YANG TERSURAT TANPA PERTANYAAN ATAU JAWABAN YANG TERSIRAT MELALUI PERASAAN MELALUI PIKIRAN JEMARI   MENGHIBUR DIRI MEMAINKAN BAIT-BAIT TULISAN INI BERSAMA NADA IRAMA YANG TAK TERDENGAR TULISAN INI MENJADI SATU KUMPULAN TANPA ARTI TULISANKU BERUBAH MENJADI BAIT-BAIT BAIT-BAIT PERASAAN YANG MENGGELEMBUNG TULISANKU BUKAN UNTUKMU TULISANKU BUKAN UNTUKNYA TULISANKU BUKAN UNTUK MEREKA MELAINKAN TULISANKU HANYA UNTUK DIRIKU SEBAGAI TEMAN DALAM SUNYI