Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Bayi-Bayi Tak Berdosa

Sungguh malang di tinggal ibu Sungguh malang ditinggal ayah Hari-hari dihantui rasa kesepian Pelukan hangat ibu tak terasa Kumandang adzan ayah tak didengar Mengabaikannya yang belum ternoda Di tempat ini jiwa terasa Menyentuh mereka dengan kelembutan Dalam sanubari bertanya Dimanakah kalian? Ibu-ayah yang tak kunjung datang Tanpa sentuhan dalam pelukan Hingga ajal pun datang Kerinduan masih membalut kesepian Tak tersadar,  Sungai-sungai dimata mengalir menhempaskan kerinduan dalam hati … Melihat bayi dalam kerinduan Mewakili bayi-bayi tak berdosa Hati berbicara Karena kurangnya iman Dan karena adanya nafsu syahwat yang menyelimuti cinta Dengan terpaksa menghadirkan mereka di dunia Masih pantaskah meninggalkan mereka lagi?? Dimanakah jiwa tanggung jawab??

SELAMAT TINGGAL RAMADHAN

Seakan-akan aku melihat Ramadhan…, lalu kusapa ia “Hendak kemana dikau?” Dengan lembut ia berkata, “Aku harus pergi, mungkin jauh dan sangat lama. Karena sesungguhnya syawal telah tiba. Tolong sampaikan pesanku untuk setiap muslim: Salam dan terima kasihku karena mereka telah menyambutku dengan suka cita. Aku tidak tahu apakah tahun depan mereka masih bisa menyambutku lagi atau tidak?? Jika tahun depan mereka bisa menyambutku lagi, maka aku berharap mereka bisa menyambutku dengan lebih baik lagi, dengan penuh tilawah dan sholat malam. Aku sangat sedih jika mengingat penyambutan mereka yang kurang berkenan di hatiku. Masih terlalu banyak canda, perkataan yang sia-sia serta waktu-waktu yang terbuang tanpa arti… Padahal mereka tahu bahwa jika menyambutku dengan baik maka tentu aku akan menyambutnya dengan lebih baik lagi kelak di pintu Ar-Royyaan… Akan tetapi semua sudah berlalu dan terlambat. Semoga setetes air mata yang pernah berlinang dari kedua matanya karen

Kesederhanaan Cinta

Untukku… Takkan ada kalimat rayu mengiba, Takkan pula ada harap yang ‘kan melukis perihnya luka Cukup dengan mengukir namamu di atas sajadah Yang ‘kan menjadikannya bait-bait do’a nan indah Bagiku jatuh cinta padamu cukup dengan biasa Sekedarnya saja Ku tak perlu ungkapan rasa yang mampu menumbuhkan Duri di dada Tak butuh setangkai pujian yang menyemai riya’ di hati Kumencitai dengan caraku yang biasa Sebab aku tahu pada akhirnya nanti takdir Ilahi yang terjadi Karena kumencintai dengan biasa Maka ketika kutahu kau jauh dari sempurna Bagiku itu adalah wajar adanya Ketika kudapati kau dalam salah Maka kutahu kaupun manusia biasa Sama sepertiku Manusia penuh dosa yang sedang merangkak Menuju pertobatan-Nya… Mencintaimu dengan biasa Bukan berarti rasaku yang ada untukmu lemah Aku hanya takut engkau akan menjadi “illah” dalam jiwa Mencintaimu dengan biasa Kutakkan pernah berharap kau menjadi Yang sempurna Karena sedikit

Waktu

Hari kedua masuk kampus pasca libur lebaran Seperti biasanya, aku datang lebih awal Saat sampai ke pintu gerbang menuju bangunan-bangunan kelas Belum ada satupun teman kelasku yang datang Hanya ada beberapa teman dari kelas lain, Alfonsius & Tina Mereka berdua kelihatan asyik bercanda di dalam kelas Dan aku merasa ragu menyapa mereka Ah, entahlah.. Aku langsung pergi menuju kelas Sesampainya disana, terasa begitu sunyi Lama menunggu kedatangan teman-temanku Dikelas yang begitu sunyi membuatku tak betah di dalam aku segera ke perpus Saat tiba disana, perasaanku langsung saja menolak untuk masuk membaca Lagi-lagi aku keluar masuk mondar-mandir di halaman kampus Tiba beberapa saat akan menuju ke kelas lagi Aku bertemu salah seorang kakak tingkat jurusan yang sama, kak Maya namanya sambil bersalaman, kita berdua asyik mengobrol Tidak seperti hari-hari biasa, kali ini ekspresinya cukup gugup Tapi dia berusaha menyembunyikan hal tersebut