Langsung ke konten utama

Cara Membersihkan Telinga Dengan Baik dan Benar


Saya teringat dengan ponakan saya yang masih kecil. Waktu itu ibunya sering membersihkan telinganya dengan cotton bud, entah habis mandi atau saat duduk santai. Beberapa lama kemudian, ibunya mengatakan jika saat telinga anaknya dibersihkan, anaknya langsung meringis kesakitan dan seringkali menangis. Hingga penasaran ibunya langsung melihat bagian dalam telinga anaknya menggunakan senter hp. Dan ditemukan bagian dalam telinganya tampak merah.

Mendengar akan ceritanya tersebut, saya sempat teringat dengan penjelasan dosen di  kampus dan ada beberapa referensi yang didapat. Dikatakan bahwa jangan pernah menyepelehkan hal yang kecil seperti membersihkan telinga, terlalu dan jarang membersihkan telinga pun tidak baik. Ini disebabkan karena cara dan waktu pembersihannya yang salah. Berikut ini mari kita telusuri bersama bagaimana cara membersihkan telinga dengan benar, namun ada baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu anatomi dan fisiologi dari organ telinga kita. :D
A.   Anatomi dan Fisiologi
Telinga adalah organ pendengaran. Saraf yang melayani indra ini adalah saraf cranial kedelapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri atas tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.

Telinga Luar terdiri atas aurikel atau pina, yang pada binatang rendahan berukuran besar serta dapat bergerak dan membantu mengumpulkan gelombang suara; dan meatus auditorius eksterna yang menjorok ke dalam menjauhi pina, serta menghantarkan getaran suara menuju membrane timpani.
Liang ini berukuran panjang sekitar 2,5 cm, sepertiga luarnya adalah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang. Bagian tulang rawan tidak lurus serta bergerak kearah atas dan belakang. Liang ini dapat diluruskan dengan cara mengangkat daun telinga ke atas dan ke belakang. Hal ini biasanya dilakukan bila dokter hendak menyemprot telinga. Cairan semprotan itu harus diarahkan ke dinding posterior dan dinding atas liang telinga. Setelah disemprot dan diperiksa, cairan selebihnya dapat dikibaskan keluar oleh pasien.
Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membrane timpani atau gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius eksterna.
Tuba Eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius eksterna, serta melalui tuba Eusthakius (faring timpani). Celah tuba eustakhius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan naso-faring ini memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah.
Rongga telinga dalam berada dalam bagian os petrosum tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang dan dilapisi membrane sehingga membentuk labirin membranosa. Saluran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan ujung-ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan.
Pendengaran. Suara ditimbulkan akibat getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrane timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus dan stapes, melalui maleus yang terkait pada membrane itu. Karena gerakan-gerakan yang timbul pada setiap tulang ini sendiri, tulang-tulang itu memperbesar getaran, yang kemudian disalurkan melalui membrane menuju endolimfa dalam saluran koklea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam rongga Corti, untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius.
Perasaan-pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, ingar-bingar atau musical. Istilah-istilah ini digunakan dalam artinya yang seluas-luasnya. Gelombang suara yang tak teratur menghasilkan keributan atau keingarbingaran, sementara gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi musical enak. Suara merambat dengan kecepatan 343 meter per detik dalam udara tenang, pada suhu 15,5oC.
Bagaimana cara membersihkan telinga dengan baik dan benar:
1.   Menggunakan cairan pembersih baby oil dengan kapas/cotton bud untuk bagian daun telinga.


2.  Hindari juga membersihkan telinga sampai ke liang telinga, apalagi jika membersihkan dengan cotton bud. Cukup bersihkan hingga sebatas daun telinga saja. Jika membersihkan terlalu dalam hingga ke liang telinga, kotoran justru akan terdorong semakin dalam, kemudian menumpuk.
3.  Bila telinga terasa gatal, beri cairan khusus pembersih telinga di apotek. Cairan tersebut akan mengeras dan akan keluar dengan sendirinya.
4.  Apabila sulit mencari cairan khusus pembersih telinga, Anda bisa menggunakan kapas yang telah dicelupkan kedalam air hangat, peras, lalu untir membentuk kerucut dan bersihkan bagian telinga yang terasa gatal.
5.  Jika terdapat kotoran yang telah membatu di telinga bagian dalam, bersihkan dengan cotton bud yang salah satu ujungnya berbentuk kail. Jangan gunakan alat yang terbuat dari logam.
6.  Jika permasalahan telinga Anda belum kunjung teratasi, ada baiknya konsultasikan ke dokter yang berpengalaman.
7.  Hindari membersihkan telinga terlalu sering. Sebab, jika telinga terlalu sering dirangsang, kelenjar minyak pencegah masuknya kotoran dari luar, yang terletak di sepertiga bagian luar telinga yang berbulu, malah akan mengeluarkan minyak berlebihan.
8.  Kalau diketahui ada kotoran yang telah mengeras di dekat gendang telinga, harus segera diperiksakan ke dokter ahli THT. Biasanya dokter akan memberikan obat tetes telinga (karbol gliserin 10%) untuk memecahkan kotoran tersebut. Kotoran yang sudah pecah disemprot atau dikorek keluar.


Referensi:



Evelyn C. Pearce. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta
Kus Irianto.1984. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Penerbit CV. Yrama Widya, Bandung.
http://kesehatan96.blogspot.com/2013/04/cara-membersihkan-telinga.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Role Play Konflik Antar Sesama Perawat

Contoh Kasus           :             Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Hj.Chasan Boesoeri Ternate, Di Ruang Perawat Internal Wanita ada dua orang Perawat yang berdinas pada shift siang dari pukul 14.00-22.00 WIT,  yaitu perawat Risno Dan Perawat Siska.             Karena waktu telah menunjukan pukul 22.00 WIT, dan merasa tanggung jawab mereka berduapun telah selesai mereka bersiap-siap untuk pulang dan Istirahat. Perawat Risno           : Apa kita bisa pulang sekarang ?? Perawat shift malam belum datang untuk menggantikan kita. (Perawat Risno bertanya pada perawat Siska) Perawat Siska          : Sudah kita pulang saja, Perawat Taufan dan Perawat Iswanto kan selalu begitu. Tidak pernah mau tepat waktu dalam melaksanakan Tugas. Kita selalu saja sabar, tapi kalau tiap hari begini terus kita kan yang susah. Perawat Risno berpikir sebentar…. Perawat Risno           : Iah, betul juga, kalau begitu kita langsung beristirahat saja. Tapi apa kepala ruangan tidak memarahi kita b

Kisah Sang Guru Agama dan Kakatua

Ada seorang guru agama yang mengajarkan Aqidah kepada murid-muridnya Dia mengajarkan “Laa ilaaha illallah” dan menjelaskan maknanya Mendidik dengan keteladanan Rasulullah Shallallahu’ alaihi wa Sallam Berusaha menanamkannya ke dalam jiwa murid-muridnya Sang guru juga senang memelihara burung dan kucing Seorang murid menghadiahkannya seekor burung kakatua Sang guru sangat senang dengan kakatua-nya Bahkan sering membawanya pada saat mengajar di kelas tauhid Sehingga kakatua itu ikut pula belajar mengucapkan kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah” Burung kakatua itupun akhirnya bisa mengucapkan “Laa ilaaha illallah” Saking terbiasanya, hingga sering mengucapkan lafadz tersebut siang dan malam Suatu ketika murid-murid mendapati sang guru tengah menangis Ketika ditanya beliau menjelaskan dengan terbata-bata Kucing telah menerkam burung kakatua itu dan membunuhnya Merekapun bertanya dengan heran: Karena inikah engkau menangis?? Kalau guru mengi

Tulisan Tanpa Arti

INI BUKAN PUISI INI BUKAN GURINDAM INI BUKAN PANTUN INI BUKAN CERPEN INI BUKAN HIKAYAT INI BUKAN APA YANG SEDANG KAU PIKIRKAN INI ADALAH TULISANKU TANPA ARTI ATAU MAKSUD YANG TERSURAT TANPA PERTANYAAN ATAU JAWABAN YANG TERSIRAT MELALUI PERASAAN MELALUI PIKIRAN JEMARI   MENGHIBUR DIRI MEMAINKAN BAIT-BAIT TULISAN INI BERSAMA NADA IRAMA YANG TAK TERDENGAR TULISAN INI MENJADI SATU KUMPULAN TANPA ARTI TULISANKU BERUBAH MENJADI BAIT-BAIT BAIT-BAIT PERASAAN YANG MENGGELEMBUNG TULISANKU BUKAN UNTUKMU TULISANKU BUKAN UNTUKNYA TULISANKU BUKAN UNTUK MEREKA MELAINKAN TULISANKU HANYA UNTUK DIRIKU SEBAGAI TEMAN DALAM SUNYI